Thursday, March 11, 2010

"Doa Rasulullah di Langit Pertama..."


Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentangKu, maka katakanlah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu.." (QS. Al-Baqarah:186)

Kumulakan dengan NamaMu yang Maha Pengasih Maha Penyayang...

Tulisan ini terinspirasi dari tausiyah singkat ba'da shubuh yang disampaikan oleh seorang ustad di mushalla dekat tempat saya tinggal di Banda Aceh. Tausiyah ini memberikan sebuah nasehat yang mengenai bagaimana kita bersikap terhadap berbagai musibah yang akhir-akhir ini melanda negeri. Beliau memberikan penekanan terhadap pentingnya memanjatkan sebuah doa. Jangan-jangan kita telah sekian lama lupa berdoa untuk keselamatan negeri kita...

Saya termasuk orang yang percaya bahwa doa yang secara konsisten dipanjatkan oleh semakin banyak orang akan sangat mustajab dan mendatangkan begitu banyak kemudahan dan keajaiban.. Saya sering membayangkan bahwa setiap kadar doa yang kita panjatkan bersama secara konsisten (akan terwujudnya suatu kebaikan spesifik) akan menggumpal menjadi suatu gumpalan doa besar yang "tiada tertolak Tuhan". Terlebih bila turut serta di antara barisan para pendoa tersebut, orang-orang yang shaleh-shalehah seperti sahabat sekalian=D

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah pernah berwasiat:
"Tidak ada yang dapat mencegah takdir kecuali doa, tiada yang memberi tambahan pada umur kecuali kebaikan, dan seseorang benar-benar dihalangi dari rizki disebabkan oleh dosa yang diperbuatnya."

Sahabat sekalian yang dirahmati Allah, sang ustad menutup sesi tausiyah pagi tsb dengan mengajarkan kepada para jamaah sebuah doa.. Doa ini konon merupakan sebuah doa yang diajarkan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW saat peristiwa Isra Mi'raj sebagai "senjata" untuk membinasakan jin ifrit yang berupaya mengejar dan mencelakakan beliau di langit pertama. Ketika Rasulullah membacakan doa ini, jin ifrit yang terkenal sangat kuat pun hancur luluh lantah..

Doa ini menurut saya begitu indah, begitu komprehensif dan saya pikir akan mendatangkan dampak yang sangat luar biasa bagi kemaslahatan negeri kita bila sahabat sekalian berkenan untuk membacanya secara periodik di waktu-waktu mustajab. terutama usai melaksanakan shalat fardhu..

Mungkin sahabat sekalian dapat menambahkannya ke dalam redaksi doa yang biasa sahabat panjatkan=D

Untuk memudahkan, dalam tulisan ini saya kutipkan artinya saja. Namun, bila sahabat tertarik untuk mengetahui bacaan aslinya (dlm bhs arab), insya Allah dapat ditemukan dalam berbagai referensi mengenai doa-doa rasulullah..

"Aku berlindung dengan wajah Allah yang Maha Agung dan dengan kalimat-kalimat Allah yang Maha Sempurna yang tidak dilewatkan oleh orang baik atau orang fajir..
dari kejahatan apa yang Dia ciptakan; dari kejahatan yang turun dari langit, dari kejahatan yang naik kepadanya... dari kejahatan yang merayap di muka bumi, dan dari kejahatan yang keluar darinya.. dari kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan pengetuk malam dan siang.. kecuali jalan yang mengetuk dengan kebaikan wahai Yang Maha Rahmah...

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemarahanNya, dari kejahatan hamba-hambaNya dan dari bisikan-bisikan syetan dan dari kedatangan mereka.."

Amiin.. Allahumma amiin..

Mari berdoa! semoga bermanfaat=D

"Sa'labah-kah kita?"

Berdasarkan sebuah riwayat...

Alkisah di zaman Rasulullah SAW, hiduplah seorang sahabat yang sangat miskin. Rasulullah mengenalnya sebagai seorang pribadi yang unik. Mengapa?Karena tiap kali ia melakukan shalat berjamaah bersama dengan Rasulullah dan para sahabat, tepat setelah rasulullah mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri (tanda rangkaian shalat usai) maka ia segera bergegas pergi meninggalkan masjid dan segera pulang ke rumah. Demikian yang terjadi berulangkali..

Suatu ketika Rasulullah bertanya kepada Sa’labah, ”Wahai Sa’labah, mengapa tiap kali aku selesai mengucapkan salam engkau segera bangkit dan bergegas pulang ke rumah?”. Sa’labah pun menjawab, “Betul, wahai Rasulullah.. Aku bergegas pulang karena aku khawatir bila aku tidak bergegas pulang, maka istriku di rumah akan terlambat shalat. Karena ini kain kami satu-satunya, maka kami bergantian memakainya untuk shalat...”. Ternyata,terlampau miskinnya Sa’labah sehingga ia hanya memiliki satu kain yang dipakai bergantian dengan istrinya.

Hingga tibalah suatu hari.. Sesampainya di rumah, Sa’labah mendapati istrinya yang telah begitu lama menemaninya dalam kemiskinan memiliki sebuah gagasan cemerlang untuk melepaskan kehidupan mereka dari belenggu kemiskinan.

“Wahai suamiku, kita telah begitu lama berada dalam kemiskinan.. “, ungkap istrinya. Sang istri pun melanjutkan, “Aku memiliki sebuah gagasan untuk membuat kita terlepas dari kemiskinan!”. Mendengar ungkapan Sang istri, Sa’labah pun bertanya, “Wahai istriku, katakanlah gagasan apa yang engkau miliki?”. Sang istri menjawab, “Bagaimana kalau kita meminta Rasulullah untuk mendoakan agar kita diberikan kelapangan rizki oleh Allah?Doa beliau pasti makbul..”.

Maka, Sa’labah pun menyetujui usulan istrinya tersebut. Saat berjumpa dengan Rasulullah, ia pun segera mengutarakan keinginannya untuk meminta doa dari Rasulullah. Rasulullah pun menjawab, “Wahai Sa’labah.. Aku khawatir bila Allah memberikan kepadamu kelapangan rizki, kamu akan menjauh dari Allah!”. Cepat-cepat Sa’labah merespon, “Tidak wahai Rasulullah.. justru ketika aku kaya, maka Aku akan menjadi lebih dekat kepada Allah SWT”. Namun, Rasulullah memutuskan untuk tidak memenuhi permintaan Sa’labah pada kali pertama ini.

Sa’labah tidak menyerah.. Berkali-kali ia mencoba meyakinkan Rasulullah bahwa kekayaan dunia tidak akan membuatnya lupa diri dan melupakan kedekatannya kepada Allah. Hingga pada kali kelima, Rasulullah pun akhirnya luluh juga. Maka beliau pun berdoa agar Allah memberikan kelapangan dan kemurahan rizki kepada Sa’labah. Sebelum pulang, Rasulullah pun menghadiahi Sa’labah seekor kambing.

Tidak lama berselang, Allah pun mengabulkan doa Rasulullah. Dengan modal seekor kambing yang diberikan Rasulullah, Sa’labah kini telah menjadi seorang yang kaya raya. Ia berhasil memiliki ratusan kambing. Namun, wajah Sa’labah semakin hari semakin jarang terlihat di antara barisan shalat berjamaah yang Rasulullah pimpin. Hingga akhirnya tidak pernah terlihat kembali.

Maka, Rasulullah pun bertanya kepada para sahabat, “Wahai Fulan, kemana perginya Sa’labah?Mengapa ia kini tidak pernah terlihat hadir dalam shalat berjamaah?”. Maka seorang sahabat pun menjawab, “Sa’labah sedang sibuk menggembalakan kambingnya di sebuah tempat yang jauh.. mungkin karena itulah ia tidak sempat untuk datang kemari”.

Beberapa saat kemudian, turunlah perintah Allah untuk berzakat. Namun, ternyata apa yang dikhawatirkan Rasulullah dahulu betul-betul terjadi. Sa’labah telah lupa diri, dan ia termasuk orang yang menolak untuk mengeluarkan zakat dari harta yang ia miliki..

Naudzubillah min dzaalik.

Sahabat sekalian yang dicintai Allah..
Konon para sahabat dan shalihiin yang telah mendahului kita, lebih senang mendapati dirinya berada dalam sebuah ujian atau musibah yang menyulitkan dalam keterbatasan. Daripada berada dalam ujian atau musibah yang diperoleh saat mereka berada dalam keadaan yang lapang dan senang.. Karena yang kedua dipandang lebih sulit untuk mereka hadapi.

Sebagaimana, seorang ulama besar, Syekh Hasan Albanna justru mengucapkan hamdalah ketika beliau mendapatkan musibah.. Karena beliau yakin akan kebenaran sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, “Dan tidaklah seorang muslim mendapatkan musibah meskipun (sekedar) tertusuk duri, melainkan Allah gugurkan dosa-dosanya”.

Semoga bisa menjadi pengingat buat saya, anda dan kita semua=D

Wallahua’lam bishshawab

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips