Thursday, March 11, 2010

"Sa'labah-kah kita?"

Berdasarkan sebuah riwayat...

Alkisah di zaman Rasulullah SAW, hiduplah seorang sahabat yang sangat miskin. Rasulullah mengenalnya sebagai seorang pribadi yang unik. Mengapa?Karena tiap kali ia melakukan shalat berjamaah bersama dengan Rasulullah dan para sahabat, tepat setelah rasulullah mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri (tanda rangkaian shalat usai) maka ia segera bergegas pergi meninggalkan masjid dan segera pulang ke rumah. Demikian yang terjadi berulangkali..

Suatu ketika Rasulullah bertanya kepada Sa’labah, ”Wahai Sa’labah, mengapa tiap kali aku selesai mengucapkan salam engkau segera bangkit dan bergegas pulang ke rumah?”. Sa’labah pun menjawab, “Betul, wahai Rasulullah.. Aku bergegas pulang karena aku khawatir bila aku tidak bergegas pulang, maka istriku di rumah akan terlambat shalat. Karena ini kain kami satu-satunya, maka kami bergantian memakainya untuk shalat...”. Ternyata,terlampau miskinnya Sa’labah sehingga ia hanya memiliki satu kain yang dipakai bergantian dengan istrinya.

Hingga tibalah suatu hari.. Sesampainya di rumah, Sa’labah mendapati istrinya yang telah begitu lama menemaninya dalam kemiskinan memiliki sebuah gagasan cemerlang untuk melepaskan kehidupan mereka dari belenggu kemiskinan.

“Wahai suamiku, kita telah begitu lama berada dalam kemiskinan.. “, ungkap istrinya. Sang istri pun melanjutkan, “Aku memiliki sebuah gagasan untuk membuat kita terlepas dari kemiskinan!”. Mendengar ungkapan Sang istri, Sa’labah pun bertanya, “Wahai istriku, katakanlah gagasan apa yang engkau miliki?”. Sang istri menjawab, “Bagaimana kalau kita meminta Rasulullah untuk mendoakan agar kita diberikan kelapangan rizki oleh Allah?Doa beliau pasti makbul..”.

Maka, Sa’labah pun menyetujui usulan istrinya tersebut. Saat berjumpa dengan Rasulullah, ia pun segera mengutarakan keinginannya untuk meminta doa dari Rasulullah. Rasulullah pun menjawab, “Wahai Sa’labah.. Aku khawatir bila Allah memberikan kepadamu kelapangan rizki, kamu akan menjauh dari Allah!”. Cepat-cepat Sa’labah merespon, “Tidak wahai Rasulullah.. justru ketika aku kaya, maka Aku akan menjadi lebih dekat kepada Allah SWT”. Namun, Rasulullah memutuskan untuk tidak memenuhi permintaan Sa’labah pada kali pertama ini.

Sa’labah tidak menyerah.. Berkali-kali ia mencoba meyakinkan Rasulullah bahwa kekayaan dunia tidak akan membuatnya lupa diri dan melupakan kedekatannya kepada Allah. Hingga pada kali kelima, Rasulullah pun akhirnya luluh juga. Maka beliau pun berdoa agar Allah memberikan kelapangan dan kemurahan rizki kepada Sa’labah. Sebelum pulang, Rasulullah pun menghadiahi Sa’labah seekor kambing.

Tidak lama berselang, Allah pun mengabulkan doa Rasulullah. Dengan modal seekor kambing yang diberikan Rasulullah, Sa’labah kini telah menjadi seorang yang kaya raya. Ia berhasil memiliki ratusan kambing. Namun, wajah Sa’labah semakin hari semakin jarang terlihat di antara barisan shalat berjamaah yang Rasulullah pimpin. Hingga akhirnya tidak pernah terlihat kembali.

Maka, Rasulullah pun bertanya kepada para sahabat, “Wahai Fulan, kemana perginya Sa’labah?Mengapa ia kini tidak pernah terlihat hadir dalam shalat berjamaah?”. Maka seorang sahabat pun menjawab, “Sa’labah sedang sibuk menggembalakan kambingnya di sebuah tempat yang jauh.. mungkin karena itulah ia tidak sempat untuk datang kemari”.

Beberapa saat kemudian, turunlah perintah Allah untuk berzakat. Namun, ternyata apa yang dikhawatirkan Rasulullah dahulu betul-betul terjadi. Sa’labah telah lupa diri, dan ia termasuk orang yang menolak untuk mengeluarkan zakat dari harta yang ia miliki..

Naudzubillah min dzaalik.

Sahabat sekalian yang dicintai Allah..
Konon para sahabat dan shalihiin yang telah mendahului kita, lebih senang mendapati dirinya berada dalam sebuah ujian atau musibah yang menyulitkan dalam keterbatasan. Daripada berada dalam ujian atau musibah yang diperoleh saat mereka berada dalam keadaan yang lapang dan senang.. Karena yang kedua dipandang lebih sulit untuk mereka hadapi.

Sebagaimana, seorang ulama besar, Syekh Hasan Albanna justru mengucapkan hamdalah ketika beliau mendapatkan musibah.. Karena beliau yakin akan kebenaran sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, “Dan tidaklah seorang muslim mendapatkan musibah meskipun (sekedar) tertusuk duri, melainkan Allah gugurkan dosa-dosanya”.

Semoga bisa menjadi pengingat buat saya, anda dan kita semua=D

Wallahua’lam bishshawab

1 opini dari pembaca:

Anonymous said...

moga kisah ini dpt mengingatkan kt smua..
krn byk orang yg tdk sadar klo iea sdng diuji dg kekayaannya, orang hnya sadar dg ujian kemiskinan
faizah #jkt

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips