Monday, June 08, 2009

"Sebuah Telpon yang Tidak Biasa.."

Kemarin shubuh, saya dikejutkan dengan sebuah telpon yang tidak biasa..
HP saya berdering.. Saya melihat sebuah nomor yang tidak dikenal tampil di layar HP saya.Nomor jakarta..

Suara orang diseberang sana terdengar agak serak-serak basah..
"Halo.. apa betul ini dengan mas reza?".
Saya yang masih agak kurang connect (karena baru saja terjaga) menjawab, "Ya, betul.. ini reza.. maaf ini dengan siapa Pak?".
Suara tsb menjawab, "Ini dengan X (saya samarkan demi kesantunan), aspri RI-1".
Dalam hati saya bergumam, "ngaco aja nih orang..", akhirnya saya berkata, "Pak, anda jangan main-main!"
Bapak tsb melanjutkan, "Saya serius, saya X, aspri RI-1. Bapak presiden menginstruksikan saya menghubungi mas reza untuk menyampaikan bahwa beliau ingin bertemu empat mata dengan mas!"
Karena merasa sedang dipermainkan, saya pun semakin jengkel, "Pak, anda ini apa tidak ada kerjaan lain? Pagi-pagi begini nelpon ngerjain orang.. model penipuan semacam ini sudah marak, pak!", kata saya sekenanya dan hp pun saya tutup.
Hp saya kembali berdering. Satu kali.. dua kali.. saya biarkan sampai mati sendiri. Tapi entah kenapa ia ternyata masih ngotot, mengganggu sekali. Akhirnya terpaksa saya angkat kembali untuk menyudahi pembicaraan. Namun, sebelum saya sempat berkata.. Bapak tsb sudah nyeletuk, "Saya tidak menipu mas! Anda mau menolak instruksi bapak Presiden?”.
Sayup-sayup pada suara backsound penelpon tsb saya mendengar seorang bertanya, “Bagaimana x, apa ada kendala?”. Kemudian sang penelpon menjawab, “Siap pak, ijin bicara. Mas Reza tidak percaya bila saya Aspri bapak!”. Org tsb pun merespon, “Baik, biar saya yang bicara..”.
“Halo, Assalamua’laikum mas reza..”, suara ini nampaknya akrab di telinga saya. “Mas reza?”, wah ini betul-betul suara RI-1! Saya yakin sekali.. Namun, kepala saya tiba-tiba pusing sambil terus berpikir, “waduh, ada apa ini sampai RI-1 menelpon seorang rakyat jelata.. Apa mungkin karena tulisan saya di blog atau di facebook ada yang kurang etis?”.
R : “Waalaikum salam pak..” .
RI-1: “Mas Reza, saya Y, Presiden RI.. Bila Anda tidak keberatan, saya ingin bertemu empat mata dengan saudara besok pagi..”
R: “Wah, bukannya saya menolak untuk menjadi warga negara yang baik pak. Tapi, mohon maaf besok pagi saya sudah ada jadwal mengisi pelatihan mahasiswa.. Dan bagi saya, janji adalah janji.. jadi harus ditepati”
RI-1: “mm.. baik bagaimana kalau lusa sekitar jam8 pagi?”
R: “sebentar pak, saya lihat jadwal dulu.. mm.. jadwal saya minggu ini di pagi hari cukup padat pak. Kunjungan ke panti jompo, diskusi pendidikan, mengisi di rumah belajar, les bahasa inggris.. Bagaimana kalau via telpon saja pak? Line ini saya pikir cukup aman.”
RI-1: “Sebenarnya agak sulit kalau via telpon. Tapi baiklah.. karena ini sangat mendesak, jadi harus segera saya sampaikan.” “Begini.. Saya ingin mengetahui pandangan saudara mengenai kualitas kepemimpinan saya?”
R: “Kalau menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pak!”
RI-1: “Perlu bagaimana maksud mas reza?Bisa tolong dijelaskan lebih lanjut?”
R : “Menurut saya, saat ini.. mohon maaf sebelumnya bila saya berbicara apa adanya pak.. menurut saya, rakyat Indonesia butuh pemimpin yang benar-benar tulus dan memiliki visi yang nyata & terjamin!”
RI-1: “baik, saya mendengarkan.. lanjutkan!”
R : “wah, kampanye terselubung ke saya nih pak!”
RI-1: “Ya, maaf! Bukan begitu maksud saya.. Lanjutkan mas!”
R: “ada 3 hal yang ingin saya sampaikan pak.. Yang pertama, visi Bapak itu masih terlalu mengawang-awang.. absurd dan sulit dipahami. Bagaimana kalau hal-hal prioritas dalam kepemimpinan bapak dibuat menjadi poin per poin sehingga dapat diskusikan lebih lanjut? Setidaknya, buatlah kami para mahasiswa bisa lebih mudah memahami arah kepemimpinan Bapak! ”
“kemudian yang kedua, andai bapak terpilih berjanjilah untuk hidup sederhana dimulai sejak hari awal bekerja. Ciptakan keteladanan yang dimulai dari Istana, perlahan ke kantor wapres dan para menteri kabinet. Kurangi anggaran rumah tangga istana yang berlebihan.. termasuk, tidak membeli mobil dinas RI-1 baru, Infakkan 50% gaji bapak ke lembaga pengelola infak untuk dikelola secara profesional, memotong tunjangan yang tidak perlu, dan lain sebagainya.. Bapak tentunya lebih tahu daripada saya. Buatlah rakyat mencintai bapak, dengan mulai benar-benar mencintai rakyat bapak sendiri..”
Dan yang ketiga, tepatilah janji dan peliharalah rasa malu, pak! Laksanakan janji-janji yang Bapak sampaikan kepada rakyat semasa kampanye dengan sebaik-baiknya.. . kontrak politik dengan masyarakat terkait poin-poin strategis yang menurut Bapak menjadi prioritas periode kepemimpinan Bapak mungkin bisa menjadi pengingat yang baik bila suatu kali Bapak terlupa.. Ingat Pak, setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya di akhirat kelak! Berdoalah pak..

Mohon sama Allah, sekiranya amanah kekuasaan yang diberikan bisa membuat Bapak dan Bangsa Indonesia menjadi lebih baik, maka dekatkan.. Namun, bila ternyata amanah kekuasaan justru membuat Bapak dan Bangsa Indonesia menjadi lebih buruk, maka jauhkan.. Allah yang lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Tuluskan niat pak! Demikian Pak, pandangan saya..”
RI-1: O begitu ya?Baik, masukan saudara saya tampung.
R : wah jangan ditampung pak.. mudah-mudahan bisa segera dilaksanakan!

Krriiiiiing….. weker saya tiba-tiba berbunyi! Saya mengucek mata.. Pukul 4 pagi! Ah, ternyata cuma mimpi=b Mimpi kali ye…!

0 opini dari pembaca:

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips