Friday, July 31, 2009

"Azas Kepatutan.."

Dua hari ini, saya mengalami serangkaian peristiwa yang beberapa di antaranya mengajak saya untuk merenungi sebuah hikmah yang berkaitan dengan "Azas Kepatutan". Demikian sebuah frase yang saya dapat dari bapak saya. Peristiwa terakhir terjadi beberapa saat sebelum pesawat yang kami tumpangi tadi pagi lepas landas dari medan menuju jakarta.

Saat itu, para penumpang satu per satu mulai memasuki kabin pesawat dan mengisi kursi masing-masing sesuai dengan nomor kursi yang tertera pada tike. Selang beberapa waktu kemudian, sebagian besar penumpang telah menempati kursinya masing-masing. Menyisakan beberapa kursi kosong yang belum terisi. Hingga datanglah, seorang ibu muda yang sedang menggendong anak bayinya yang masih sangat kecil.Tempat duduk beliau berselang dua baris kursi di depan tempat duduk kami (saya dan bapak).

Tiap baris terdiri dari 3 buah kursi.Ujung kursi yang satu berada di dekat jalur masuk penumpang, satu kursi di tengah, sementara ujung lainnya merapat ke jendela pesawat.Sang ibu mendapatkan kursi di tengah.Sedangkan suaminya,(mungkin karena situasi bandara Polonia ketika itu sedang sangat ramai) ternyata hanya berhasil mendapatkan kursi yang terpisah satu baris di belakang sang istri.

Karena satu dan lain hal yang kurang saya ketahui, sang istri bersama bayi di dalam dekapannya telah tiba lebih dahulu sebelum sang suami. Saat itulah terjadi perbincangan antara ibu tsb dengan seorang bapak paruh baya yang duduk di kursi, tepat di sebelah kursi beliau.

Sang Ibu: "Maaf pak, apa boleh bila saya duduk di pinggir?jadi bapak pindah ke kursi saya yang berada di tengah.Karena saya khawatir, di tengah perjalanan nanti saya akan keluar masuk karena anak saya mungkin butuh ke kamar mandi.Sedangkan suami saya duduk di belakang.. Jadi mungkin agak repot.." (alasan ini menurut saya cukup logis untuk dipahami mengingat jarak antara baris kursi yang satu dengan baris di depannya cukup sempit)

Sang Bapak: "Waduh.. bagaimana ya?Saya ini sudah tiga kali pindah kursi bolak-balik.. Ibu di tengah saja lah ya.."
(beberapa penumpang tampak memperhatikan percakapan tersebut,termasuk saya dan ayah)

Sang Ibu: "Apa benar-benar tidak bisa pak?"
Sang Bapak: "....." (tidak ada komentar).
Seorang perempuan muda yang duduk persis satu kursi di belakang sang bapak,dan memiliki kursi yang juga persis di posisi luar pun tidak ada reaksi.Hanya terdiam.

Tampaknya, bapak saya yang duduk di samping saya cukup terganggu dengan sikap bapak tsb. Dan bersikeras untuk membantu ibu tsb, padahal tidak seorang pun di antara kami yang duduk di kursi pinggir dekat dengan jalur penumpang.Akhirnya beliau meminta kesediaan seorang remaja perempuan yang duduk di sebelahnya untuk bertukar ke kursi tengah yang beliau duduki,sehingga kursi remaja tsb yang berada di pinggir bisa ditempati oleh ibu tsb. Sedangkan bapak saya akhirnya duduk di kursi awal sang ibu, persis di sebelah bapak tadi.

Beberapa waktu kemudian,datanglah sang suami. Melihat posisi ibu tsb dan sang suami duduk terpisah, sang pramugari mencoba membujuk perempuan muda yang duduk persis di belakang bapak yang tidak mau memberikan kursinya tadi untuk pindah satu baris ke belakang.
"Apa ibu bersedia pindah satu baris ke belakang,bu? sama-sama di pinggir kok.. hanya beda baris.Supaya ibu ini bisa duduk di sebelah bapak (suaminya)", ujar sang pramugari. Alhamdulillah, perempuan tsb bersedia sehingga sang istri, suami dan anak bayi tsb bisa duduk berdampingan.

Beberapa saat setelah mendarat di bandara soekarno hatta, bapak saya pun beceritera pada saya, "Tadi papa iseng tanya sama bapak tadi..'kenapa sih pak, kok ga mau tukar kursi?padahal mudah kan.. tinggal geser satu kursi.. apalagi ibu tadi bawa bayi'?".

"Jawab bapak tsb: 'Anda tahu.. saya ini punya hak.. saya punya hak untuk mendapat privacy!", ujar bapak tsb. Perbincangan antara bapak saya dan bapak tsb tidak dilanjutkan karena penumpang yang duduk di sebelah bapak saya menarik sisi kanan baju bapak saya. Seolah mencoba berkata, "Sudah pak, tidak usah diteruskan..".

Beliau kemudian berkata kepada saya.. "Inilah yang disebut dengan 'Azas Kepatutan'. Sebenarnya, bapak tsb (yang tidak mau memberikan kursinya) memang memiliki hak atas kursi tsb. Namun, tidak patut bila seorang ibu yang membawa bayi meminta kesediaannya untuk bertukar kursi justru bersikukuh untuk tidak bergerak!

Kejadian semacam ini juga sering terjadi di dalam bus way. Ketika seorang laki-laki, yang duduk di depan seorang ibu hamil berpura-pura tidur supaya (dikira) tidak melihat bahwa ibu hamil itu berdiri persis di depan hidungnya.Meskipun para penumpang yang lain, terutama ibu-ibu,memberikan komentar negatif atas perilakunya, ia tetap asyik dengan tidur (pura-pura)nya!".

Tiba-tiba terlintas bayangan sang bapak tsb, yang mengenakan topi haji putih, persis sebelum meninggalkan kabin untuk turun dari pesawat. Ya Allah, mengapa harus dengan topi haji? astaghfirullah... saya mohon ampun.

Semoga bermanfaat sebagai pengingat bagi kita semua.amin

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
(QS.Al-Mujaadilah: 11)

0 opini dari pembaca:

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips