Saturday, March 07, 2009

Hari Ini Saya Sedikit Bermimpi... Haha...

Bismillah..

Hari ini.. sabtu, 7 maret 2008 adalah hari yang mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu hari yang cukup penting dalam hidup saya. Bagaimana tidak, mungkin hari ini adalah salah satu titik persimpangan jalan yang menjadi faktor penentu kehidupan saya di masa yang akan datang. Bagaimana saya berkontribusi, bagaimana saya membangun diri. Meskipun memang hari ini bukanlah segalanya, namun tidak ada salahnya untuk menghargai setiap jenak waktu yang terlewati hari ini.

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan "panggilan resmi" dari sebuah institusi formal untuk hadir dan menjalani interview. Pengalaman pertama ini menjadi semakin menarik karena interviewer saya (orang yang mewawancarai saya) bukanlah sembarang orang. Beliau adalah seorang associate professor lulusan Princeton University, yang saat ini diamanahkan menjadi vice dean of academic affair di Lee Kuan Yew School of Public Policy Singapore. Akademisi berusia 38 tahun yang bernama lengkap Scott Fritzen, PhD ini adalah seorang expert dalam bidang pengembangan kebijakan pengentasan kemiskinan, kebijakan antikorupsi dan analisa organisasi di negara-negara berkembang di asia, termasuk Indonesia. It must be a great moment to learn!

Nuansanya menjadi semakin dramatis karena bisa dikatakan saya kurang tidur tadi malam. Tiba di jakarta sekitar pukul 1/2 12 malam, dan baru tidur sekitar pukul 1 pagi. Alhasil, ketika bangun untuk mengambil air wudhu untuk shalat shubuh, tampak cekungan di mata saya yang merah. Butuh upaya yang sedikit lebih dari biasanya untuk membuat mata saya terjaga.

Singkat cerita, berangkatlah saya dari rumah jam 6.30 pagi. Ditemani oleh ayah saya, lengkap dengan pakaian berdasi kami pun memulai perjalan menuju Hotel Sari Pan Pacific di bilangan Jl. Thamrin, jakarta pusat dengan menggunakan angkutan umum. Saya mendapatkan jadwal interview pukul 10 pagi, yang kemudian dilanjutkan dengan tes matematika & tes reading+writing pada pukul 12 siang. Saya mengajak ayah saya untuk ikut serta sebagai penunjuk jalan menuju ke tempat tujuan. Maklum, saya tidak begitu hafal jalan-jalan di jakarta. Meskipun memang bundaran HI-Thamrin-Istana adalah salah satu "rute wajib" para aktivis penggemar aksi yang cinta damai. haha...

Setelah sampai di Lenteng Agung, kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Kereta Api Ekonomi AC menuju Gondangdia. Satu hal yang bisa saya katakan sebagai keuntungan bila berjalan bersama dengan ayah saya adalah karena semangat silaturahimnya yang begitu luar biasa. Mulai dari supir angkot, tukang ojek sampai penjaga toilet dan mushola di stasiun lenteng agung menyapa beliau. Bahkan yang terakhir sampai rela meminjamkan mejanya sebagai tempat bagi saya untuk meluangkan waktu sejenak membaca beberapa bahan yang belum sempat saya baca di sela jenak waktu menanti kedatangan kereta kami. Entah apa yang beliau lakukan sehingga sedemikian banyak orang yang tak sungkan menyapa kami. Jujur saya mengaku tidak ada apa-apanya dalam hal ini dibandingkan beliau.

Akhirnya kereta api pun tiba, dan kami pun bergegas masuk. Semilir AC di dalam kabin kereta ekonomi pagi itu cukup melegakan. Terutama mengingat tidak terlalu banyak orang yang memanfaatkan sarana transportasi publik tsb ketika itu. Mungkin sebagian di antaranya pergi ke luar kota atau sejenak menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta di rumah atau di tempat-tempat rekreasi. Akhirnya sampailah kami di stasiun Gondangdia. Dari sana kami memutuskan untuk naik ojek menuju tempat tujuan. Masih saja ada tukang ojek yang menyapa ayah saya beberapa saat setelah ojek kami mulai meninggalkan stasiun=b

Saya tiba di tempat pukul 8 pagi, dua jam lebih awal dari jadwal yang semestinya. Tapi saya pikir ini lebih baik, dibandingkan harus terburu-buru menjelang waktu yang ditentukan. Ketika saya datang, sudah ada tiga orang yang hadir lebih awal. Plus, sang profesor yang profile,foto & backgroundnya memang sudah saya telusuri sebelumnya. Dan alhamdulillah.. beliau menyapa saya dengan sangat ramah!

Saya duduk dan berkenalan dengan beberapa orang yang lebih dulu hadir di sana. Applicant Master of Public Policy memang didominasi oleh anak-anak muda.. rata-rata angkatan 2002-2005.. (meskipun ada satu orang yang berasal dari angkatan 96). Selain saya (Unpad), dan adik kelas saya di smu IC yang secara tidak sengaja kembali bertemu di momen tsb (Berasal dari Sekolah Teknologi Petronas di Malaysia, saya lupa nama inggrisnya=b), seluruh aplikan berasal dari UI! FH, FISIP, ANTROPOLOGI, dsb. Yang lebih menarik adalah background yang mereka miliki. Ada yang sedang bekerja di lawfirm, ada yang bekerja sebagai praktisi di WHO, seorang peneliti sosial, ada yang sudah bekerja di perusahaan multinasional, bahkan ada seorang penyiar TV One yang biasa tampil di layar kaca berita malam. Sementara saya siapa ya?=b jawaban pamungkas saya kalo ditanya mengenai kesibukan saya: "freelancer". udah. haha... "Luar biasa anak-anak muda ini", pikir saya.

Semua orang menanti giliran untuk dipanggil ke dalam sebuah private room untuk melakukan interview empat mata dengan Mr. Fritzen selama lebih kurang 20 menit. Waktu untuk menunggu, saya habiskan untuk berbincang-bincang dengan peserta yang lain. Terutama mengenai aktivitas mereka sehari-hari. Salah satu yang paling menarik adalah apa yang diceritakan oleh sang penyiar TV One yang kebetulan duduk di sebelah saya. Ia mengaku sudah beberapa hari ini kurang tidur. Ia mengatakan bahwa resiko menjadi seorang reporter adalah harus siap untuk dihubungi kapan pun 24/7. Tapi ia mengaku, bahwa keuntungan yang ia rasakan adalah "networking". Misalnya dalam hal meminta surat rekomendasi untuk keperluan S2. Cukup mendatangi salah seorang tokoh dan bilang, "Bang, bantuin dong.. buatin surat rekomendasi". Ungkapnya sambil tertawa kecil.

Lebih lanjut ia menceritakan sedikit cerita "behind the scene" yang berkaitan dengan siaran langsung berita malam yang ia lakukan setiap senin malam sampai jumat malam, kecuali rabu malam. Ia menceritakan bahwa penampilannya harus benar-benar perfect. "Kalau seandainya pemirsa di rumah tahu apa yang ada di bawah jangkauan kamera..", lanjutnya. "Di bawah itu banyak kabel yang berseliweran di bawah dan sewaktu-waktu bisa membuat kita tersandung.. Di bawah kursi kita itu ada bantal.. supaya kita terlihat lebih proporsional di depan kamera! haha..". Saya sempat menanyakan mengenai "owner intervention" terhadap berita yang disampaikan. Dia bercerita bahwa para kru biasanya mewarning bila ada berita yang berkaitan dengan owner.. "awas hati-hati jangan sampai salah ucap! berita dewa.. berita dewa!", guyon mereka. Kalau berita tokoh yang lain mungkin masih bisa ditoleransi kalau ada sedikit kesalahan. Tapi kalau berita yang menyangkut owner, ga boleh ada kesalahan sedikit pun. Kalau ada kesalahan biasanya owner langsung negur pimpinan siaran melalui telpon. "Menarik juga ya dinamika para jurnalis ini.. haha",pikir saya ketika itu.

Akhirnya giliran saya pun tiba. Sebelumnya saya diberikan sebuah lembar study-case yang berisi sebuah persoalan yang harus dipecahkan. Pendapat yang saya kemukakan di dalam interview akan menjadi salah satu bagian dari penilaian.

Pintu pun terbuka dan beliau mempersilahkan saya untuk masuk. Beruntung karena saya berada di urutan tengah, sehingga saya bisa lebih mengatasi kondisi. Terutama karena saya sudah berada di dalam posisi "nothing to lose" terhadap aplikasi ini, saya benar-benar tidak merasa gugup untuk mengikuti proses wawancara. Alhamdulillah, situasi pun semakin kondusif karena sang profesor bukan seorang yang kaku.. beliau adalah seorang yang sangat bersahabat. Bahkan ia menyediakan segelas air putih untuk saya. Nice=D

Saya membuka percakapan dengan mengatakan, "it's an honor to meet you sir.. I've read few of your publication!". Beliau tampak excited dan menanyakan publikasinya yang mana yang sudah saya baca. Saya bilang, "I read your publication about "Transforming Asian Governance" and about "Government's Political Will toward Anti-Corruption Movement in Vietnam". Dia menanyakan bagian mana yang menarik bagi saya; apakah ada hal yang saya setujui atau tidak setujui. Saya melanjutkan, "I am interested with your statement about 'the orthodox paradox' in vietnam's anti-corruption movement.. the government is police themselves. I think, we have the same situation comparing with Indonesia situation." ('orthodox paradox' adalah ungkapan yang beliau berikan terhadap pemerintah Vietnam yang setengah hati dalam melakukan gerakan pemberantasan korupsi dengan membuat 'KPK ' atau pengawas pemerintah berada di bawah kekuasaan mereka; tidak independen). Beliau menyatakan senang karena saya sudah meluangkan waktu untuk membaca publikasinya karena jarang orang yang mau menyempatkan waktu untuk membaca publikasi yang ia miliki. Dia juga mengatakan, "this is the best first impression I ever had today!", sambil tersenyum. (Untuk hal ini, saya harus berterima kasih kepada Rizal, Panji dan Windu atas kesediaan mereka untuk melakukan roleplay interview dan memberikan banyak feedback bagi saya=D).

Perbincangan pun terus mengalir. Mulai dari alasan saya memilih S1 di psikologi, apa rencana karir saya ke depan, kontribusi nyata yang telah saya lakukan, aktivitas saya setelah lulus dari fapsi, motivasi yang saya miliki, backup plan kalau seandainya tidak lulus NUS, dsb. Alhamdulillah, dari pandangan saya secara pribadi wawancara berjalan dengan lancar. Bahkan lebih lancar dari roleplay! Alhamdulillah.. mungkin ini karena berkat doa dari kawan-kawan semua. Nuhun ya=D Special thanks untuk Windu atas saran sederhananya untuk lebih mengalir dalam interview: "Dengan menghilangkan kesan bahwa kita sedang dinilai!". Trust me, it works!=D

Sembari menunggu jadwal tes tertulis, saya menyempatkan diri untuk pergi ke masjid sesaat. Shalat mutlak sebentar untuk menenangkan hati. Untuk tes selanjutnya, jujur persiapan saya tidak terlalu memadai. Khususnya dalam hal matematika dan writing. Saya berdoa mudah-mudahan Allah lancarkan.

Saya masuk ke dalam ruangan tes pukul 12.10. Saya memiliki waktu untuk menyelesaikan set soal pertama (reading & writing+essay) selama 1 jam 20 menit. Diberikan sebuah artikel mengenai "peristiwa bom di Mumbai, India dan dampaknya terhadap situasi sosial, politik & ekonomi di India". Artikelnya cukup panjang; menghabiskan sekitar 4 halaman. Cool ya?=D Pertanyaannya juga lumayan banyak.. ada 14 pertanyaan yang harus dijawab! Terakhir ditutup dengan Essay bebas tentang strategi pengentasan kemiskinan yang efektif di India.

Alhamdulillah sebagian besar pertanyaan (insya Allah) bisa saya jawab dengan baik, meskipun ada beberapa pertanyaan yang masih saya terka jawabannya. Tapi sayangnya, karena mungkin saya kurang baik dalam memanfaatkan waktu yang tersedia, saya baru bisa memulai menulis essay di detik-detik akhir dari sesi tersebut! Alhasil, saya baru menuliskan dua paragraf dan waktunya sudah habis. Padahal diminta sekitar 500 kata=b It's been a really hard situation to consider. But, I did my best, insya Allah!

Setelah tes set pertama tersebut selesai, dilanjutkan dengan tes matematika dasar. Soalnya hanya 5, disediakan waktu selama 20 menit. Tidak boleh menggunakan kalkulator. Awalnya saya agak lupa-lupa ingat untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan. Bahkan ada pertanyaan yang keliru saya pahami pada awalnya. Tapi, syukur alhamdulillah Allah masih memberikan saya kesempatan untuk menyadari dan memperbaikinya kembali. Soal yang diberikan mengenai pertidaksamaan, mengenai mean (rata-rata), dan sedikit logika. Alhamdulillah, setelah diperiksa oleh sang profesor, jawaban saya alhamdulillah mendapatkan skor maksimal 5 (betul semua). "Well done!", kata beliau. Alhamdulillah, otak saya masih bisa dipake buat ngitung=b

That's all for today guys.. Hari ini merupakan bagian dari upaya saya untuk mengejar mimpi.. LKY NUS merupakan sebuah institusi yang dikenal baik di dunia internasional. Bahkan terakhir secara peringkat, NUS setara dengan Tokyo University.

Ya.. tidak ada salahnya bukan?Hari ini saya sedikit bermimpi..
May Allah give the very best. Amin. Mohon doanya kembali kawan=D

Berikut saya share beberapa foto yang menggambarkan suasana kampus LKY NUS yang saya dapatkan (picture taken from pheakdey2u.files.wordpress.com). Benar-benar layak untuk diperjuangkan! Beda dikit sama kampus fapsi unpad!=b :



0 opini dari pembaca:

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips