Sunday, March 01, 2009

Kayuhan Penuh Kegigihan...

Bismillah...

Belum selesai saya merenung mengenai kerendahan hati dan semangat berbagi, saya mendapatkan kabar lainnya yang benar-benar membuat saya malu.. benar-benar malu..

Kisah nyata tentang seorang bapak dengan lima orang anak di sebuah desa di kabupaten sumedang. Kegigihannya, ketulusannya.. membuat saya merasa harus lebih banyak mengintrospeksi diri. Bagaimana tidak.. saya seringkali mengeluh setiap kali diminta berbagi di jatinangor atau tempat-tempat lain yang menurut saya: "agak" jauh. Memang, dada saya akhir-akhir ini agak sedikit sakit karena sering menerjang dinginnya malam dan basah hujan dengan motor bandung-jatinangor pp.. tapi sebenarnya bukan itu yang seringkali membuat saya begitu berat untuk berangkat. Lebih karena faktor psikologis lainnya (intelektualisasi nih..) : "rasa malas".

Tapi, jauh berbeda apa yang dilakukan oleh bapak lima orang anak yang sangat istimewa ini. Beliau menjadi istimewa bukan karena harta yang melimpah.. tapi karena kegigihan beliau yang begitu luar biasa. Another great story to be learned..

Di hari itu, beliau memutuskan untuk kembali berjuang mencari sumber penghidupan untuk istri dan kelima buah hatinya. Pagi itu, beliau memutuskan untuk mencari pekerjaan di daerah cibiru. Tanpa mengeluh, ia kayuh sepeda yang ia miliki.. Namun bukan dengan alasan yang sama dengan buruh-buruh berdasi di jakarta yang mengikuti trend "bike to work".. atau para aktivis "hijau" yang mengampanyekan sepeda sebagai alat transportasi bebas polusi.. Hal ini beliau lakukan karena beliau benar-benar tidak memiliki uang untuk sekedar naik angkot. sehingga beliau memutuskan untuk memanfaatkan apa yang beliau punya dan memulai sebuah perjalanan panjang hari itu.. menempuh panasnya aspal di sepanjang jalan raya sumedang-cibiru..

Singkat cerita.. Akhirnya, sampailah beliau di cibiru.. Di sana beliau mencoba untuk mendatangi beberapa tempat, sembari berharap ada lowongan pekerjaan yang bisa ia dapatkan. Tapi, ternyata Allah masih belum berkehendak untuk memberikan beliau pekerjaan. Allah masih ingin menguji kesungguhan hamba-Nya yang sangat ia cintai ini..

Alhasil, beliau memutuskan untuk kembali menempuh sepeda kembali ke rumah.. menempuh jalan yang sama seperti ketika berangkat pagi harinya.. rute cibiru-jatinangor-sumedang.. (Sebagai catatan untuk kawan-kawan yang belum tau jarak cibiru sumedang.. Dengan motor berkecepatan rata-rata 60km/jam cibiru-jatinangor bisa ditempuh dalam waktu 20 menit "kalo ga macet", Jatinangor-Sumedang dicapai lebih kurang sekitar 1-1,5 jam).

Setelah lelah mengayuh, meter demi meter.. kilometer demi kilometer.. akhirnya sampailah ia di kota sumedang. Tempat di mana istri dan anak-anaknya bermukim. Baru sampai di rumah, istrinya mengabari bahwa di jatinangor sedang ada acara yang cukup penting.. dan mengatakan bahwa sang suami mendapatkan undangan untuk dapat turut hadir di sana. Istri mana yang tega melihat suaminya yang kelelahan mengayuh sepeda sepanjang hari.. Namun, ia paham betul karakter suaminya tercinta. Meskipun penuh kesederhanaan, namun ia adalah sosok yang tawadhu (rendah hati), penuh kegigihan... Setelah beristirahat sejenak, akhirnya sang Bapak memutuskan untuk memenuhi undangan tersebut, dan mulai mengayuh kembali dari sumedang menuju jatinangor. Luar biasa!

Dapatkah kawan-kawan membayangkan bila kita berada dalam posisi beliau? Kisah ini membuat saya berpikir dua tiga kali untuk urung berangkat ketika rasa malas itu kembali datang menggoda.. Dalam satu hari, bapak lima orang anak ini mampu mengayuh dari sumedang menuju cibiru pp.. dan tanpa mengeluh, memutuskan untuk memenuhi undangan yang ia terima dan kembali mengayuh dari sumedang menuju jatinangor!

Terakhir saya mendengar beliau masih belum mendapatkan pekerjaan.. Saya berdoa semoga Allah segera memberikan beliau pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarganya. amin.

terima kasih ya Allah.. atas kesempatan yang engkau berikan, sehingga aku dapat bertemu hamba-hambaMu yang begitu luar biasa! Semoga suatu hari, aku bisa memiliki ketulusan.. kegigihan.. sama seperti mereka, hamba-hambamu yang tawadhu & senantiasa bersyukur kepadamu. amin

picture taken from http://ikhsanumuslim.files.wordpress.com



0 opini dari pembaca:

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips