Saturday, November 22, 2008

Hentikan Eksploitasi Pemuda!!

Saat ini kata 'pemuda' memang sedang naik daun. terutama menjelang tahun 2009, di mana Indonesia akan memilih nakhoda kapal selanjutnya yang akan membawa 'kapal Indonesia' selama 5 tahun ke depan. Semua mata kini melirik kepada pemuda, tidak kecuali partai-partai yang kini beramai-ramai memploklamirkan diri sebagai partainya anak muda. Bahkan beberapa 'orang tua' pun ikut-ikutan latah menyebut dirinya sebagai 'pemuda'. tapi bukan itu yang ingin saya bagi dalam tulisan ini.

Saya tertegun ketika menyaksikan sebuah "acara politik" di salah satu stasiun TV di negeri ini. Acara ini menyajikan sebuah suguhan parodi dalam setting sebuah negara yang mirip dengan sebutan bangsa kita Republik Indonesia. Parodi ini menjadi tidak lucu lagi ketika sudah terlalu vulgar menyatakan keberpihakannya kepada pihak tertentu. Ya, memang saat ini sulit bagi kita untuk menemukan media yang tulus dan murni.

Ke'tertegunan' saya berawal ketika saya melihat adik-adik saya (kalau saya boleh sebut demikian) muncul di layar kaca. Lengkap dengan jas almamater biru, tanda bahwa mereka ini seperguruan dengan saya di perguruan tinggi Unpad.
Topiknya kala itu mengusung topik populer yang bertajuk "pemimpin muda". Secara gamblang, acara ini mempromosikan (atau 'mengkampanyekan'?) seorang tokoh muda dari salah satu partai besar di negeri ini. Hanya satu, dan tidak ada tokoh lain yang ditampilkan di dalamnya.

Tokoh ini benar dipromosikan secara ekslusif!! biografi singkat beliau, foto-foto yang diiringi lantunan musik heroik, bahkan lengkap dengan Poster Foto dan Yel-Yel khusus yang dielu-elukan oleh seluruh mahasiswa yang hadir di dalam studio, termasuk adik-adik saya!
Perilaku yang terakhir ini benar-benar membuat saya benar-benar tertegun dan bingung. Mengapa? karena jenis perilaku yang terakhir ini benar-benar tabu dilakukan oleh seorang mahasiswa yang mengenakan jas almamater di tubuhnya!
Bayangkan, beberapa orang adik saya tampak bersemangat dan menampilkan senyuman terbaik mereka ketika kamera kebetulan menyorot tingkah laku mereka yang sedang memegang foto sang tokoh. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Mungkin dengan polos, tanpa banyak pikir; mereka mengikuti saja intruksi yang disampaikan oleh pengarah acara ini dan tanpa disadari mereka telah 'dieksploitasi'!
Sebuah permainan politik media dikemas untuk memberikan sebuah justifikasi bahwa "sang tokoh muda" dicitrakan sebagai tokoh yang didukung kaum muda, secara spesifik 'mahasiswa'!

Saya sama sekali tidak keberatan dengan pilihan politik apa pun yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Adalah hak setiap insan dewasa untuk memiliki kebebasan berpendapat dan berpolitik. Sah-sah saja bila kaum muda, menjatuhkan pilihannya dan memberikan komitmennya pada sebuah partai dengan berbagai motivasi yang mereka miliki.

Namun, apa yang ditampilkan di dalam acara ini benar-benar menyinggung etika tak tertulis yang selama ini dijaga oleh para aktivis kemahasiswaan, terutama ketika mereka menggunakan jas almamater kampus di tubuhnya. Ketika mengenakan jas almamater kampus, tabu hukumnya untuk memberikan dukungan kepada salah satu partai. Mengapa? Hal ini terkait dengan salah satu fungsi mahasiswa sebagai pelaku sosial kontrol yang senantiasa menjadi pengingat bagi para penguasa yang dinilai 'lupa diri'.Tidak pedulo apa pun backgroundnya!

Apa yang terjadi di acara ini, mungkin bukanlah kehendak dari adik-adik saya yang hadir di dalam acara tersebut. Mereka hanya menjalankan apa yang diinstruksikan oleh pengarah acara. Ketika diminta menyanyi mereka menyanyi, ketika mereka diminta mengelu-elukan salah satu tokoh partai maka mereka pun mengikutinya, 'tanpa pamrih'. Tapi bagaimana dengan sang empunya pemilik acara tsb? mereka telah mendapatkan keuntungan yang luar biasa besarnya, karena politisi yang mereka usung telah mendapatkan citra positif: 'memperoleh dukungan mahasiswa'.

Apa yang terjadi dalam acara-acara semisal ini tidak mungkin terjadi bila para mahasiswa membuka diri untuk membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan politik. Agar tidak mudah terbawa ke mana pun arus membawanya. Saya benar-benar berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali ketika seluruh elemen mahasiswa bersatu padu untuk mengoptimalkan wadah-wadah pembelajaran.

Semoga kejadian ini dapat mendorong para penggiat kemahasiswaan untuk lebih banyak memfasilitasi para mahasiswa di kampusnya untuk mendapatkan lebih banyak bekal pemahaman politik, khususnya di tengah kondisi sosial politik dewasa ini. Memang bukan perkara satu tahun, dua tahun untuk menciptakan wadah diskusi yang ramai dihadiri oleh banyak mahasiswa. Hadirkan kesederhanaan, hadirkan kelapangan dalam setiap diskusi yang dihadirkan. Kini jelas terlihat bahwa begitu banyak mahasiswa yang merindukan tempat mencari ilmu yang nyaman bukan?

Wahai kaum muda, berhentilah menjadi pengikut buta! berhenti mengelu-elukan obama, jadilah dirimu sendiri dan bawalah bangsa ini menuju titik puncak kejayaannya! bergerak!


wallahu a'lam bishshowab

gambar diambil dari http://bp1.blogger.com

3 opini dari pembaca:

Anonymous said...

waw... politikusnya jago banget bisa melabeli orang dengan gratis gitu... ck ck ck...

@ obama: kita memang cuma bisa berharap, tapi tetep aja penyokong dana obama 'orang lama' dan 'kerjasama lama' yang akan minta kepentingan mereka dipenuhi balik pada saatnya... bener tulisan di milis, obama gak akan merasa indo gimana gimana... kita aja yang agak ke geer-an... :P

Anonymous said...

wah, abah menyentil acara itu tuh...yang pernah kita diskusikan beberapa waktu yang lalu...bener2 bah..parah banget deh tuh acara...hehe^^ keep spirit bah...

Fanie funny said...

gw sendiri selalu ngerasa politiknya negara lain tu bukan urusannya negara kita, walopun negara yang bersangkutan itu merasa bahwa politik seluruh dunia itu adalah urusannya dia.

Media seluruh dunia emang lebih berpihak ke Obama, sih.. Ga cuma Indonesia yang punya sense of belonging ama Obama.

Gw tanya elo deh, Za.. Misalnya yah.. undangan untuk hadir di acara itu tuh terjadi pada rezim elo. Trus, elo juga hadir disitu. Waktu skenario diberi-tahu ke lo, bahwa mahasiswa unpad kudu megang2 foto segala...
Apa tindakan yang pasti elo ambil?
Apakah elo akan berbalik pulang, bila hal2 yang elo proteskan itu adalah syarat utama pertunjukan malam itu?

Emang susah banget membuat keputusan idealis yang menyangkut masalah orang banyak.
Obama yang diagung2kan orang Indonesia itu juga suatu saat harus memilih keputusan yang menginjak2 kepentingan suatu pihak sementara menyelamatkan pihak lainnya.

Ga perlu lah nge-fans banget ma individu tertentu. Ga ada manusia yang bener2 bisa diharapkan. Kalo mau berharap, ama Tuhan aja.

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips