Sunday, February 01, 2009

mengapa banyak orang tua kini cukup dengan dua anak?

Bismillah..

Alhamdulillah, setelah beberapa waktu terakhir tulisan saya lebih didominasi oleh "kegeraman" dengan dunia politik, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk sharing tentang sebuah topik yang lebih ringan=D finally.. haha..

Inspirasi ini saya dapatkan dari perbincangan dengan bibi, sebutan bagi penjaga kosan saya. Sore hari, dua hari yang lalu kebetulan saya (akhirnya) Allah berikan kelapangan rizki untuk membayar kosan bulan januari yang sempat tertunggak selama 30 hari=b Di sore hari itulah, tanpa diduga beliau mengajak saya berbincang sejenak mengenai polah tingkah laku kawan-kawan tetangga saya di lingkungan kosan.

Awalnya beliau menanyakan kabar salah seorang kawan yang sudah beberapa hari ini tidak singgah ke kosan. Saya pun menjawab sekedarnya, "mungkin sedang urus S2, Bi...". Serba salah memang posisi saya.. Kalau saya katakan bahwa beliau sedang membangun bisnis, ada kemungkinan ia bisa didepak dari pondokan kami. Tapi, kemungkinan besar memang itu yang (saya dengar) ia lakukan: berbisnis. Maklum, ibu kos pernah berkata, "kos ini hanya untuk mahasiswa, bukan untuk karyawan atau orang yang sudah bekerja". Tapi, kenyataannya sebaliknya. Beberapa kawan memang sudah mendapatkan kerja, namun mengaku masih berstatus mahasiswa. Ya.. tidak ada salahnya memang. Mengingat kosan kami cukup terjangkau, dengan fasilitas yang bisa dibilang sangat memadai bila dibandingkan dengan kos-kosan lain di Bandung.

Perbincangan pun terus mengalir. Tampaknya saya lebih banyak menjadi pendengar yang baik. Beliau selanjutnya bertutur dengan logat jawanya yang sesekali masih terdengar jelas, "itu loh mas.. mas X itu loh.. suka bawa kawan perempuannya ke kamar". Saya masih terdiam. Beliau melanjutkan, "kadang-kadang sampai malam belum pulang-pulang! kadang datang siang-siang, kemudian pintunya ditutup. Saya sih bukannya mau buruk sangka ya mas.. tapi, mbo' ya pintunya jangan ditutup. Saya juga dulu kan pernah muda.. paham kalo sekali waktu sedang suka dengan lawan jenis. Tapi ya bagaimana kalau pintu ditutup kemudian ada setan yang lewat?". "Saya percaya kalau penghuni kosan sini orangnya baik-baik, tapi ya tolonglah mas.." Saya agak speechless memang menghadapi kawan saya yang satu ini.. terakhir ketika ibu saya datang, sempat disindir pulalah dia ketika ibu saya siang-siang melihat ia membawa kawan perempuannya (berjilbab pula) ke kamar dan kemudian ditutup. Tapi ya begitulah, tiada bergeming. Semoga Allah memberikan hidayah untuk membukakan hati beliau dan kita semua. amin.

Tak terasa lama juga sudah saya berdiri berbincang dengan beliau. Perbincangan terus berlanjut ke tingkah laku kawan-kawan yang lain, para penghuni lama (yang datang sebelum saya). Awalnya saya agak kurang enak karena Bibi ini bercerita dengan penuh semangat, terutama dengan volume suaranya yang keras dan jelas. Ini memang gaya khas beliau: kalau ngomong tidak bisa pelan-pelan.

Hingga keluarlah salah seorang kawan saya dari kamarnya di lantai bawah, dan kemudian ikut menanggapi. Ia menanggapi kawan yang tidak kunjung pulang, "ya.. ga boleh juga kita menjudge yang bukan-bukan.. mungkin dia memang sedang ada tugas kuliah di tempat kawannya". Kemudian ia menambahkan, "kita sudah pada besar-besarlah.. sudah bisa menjaga diri kita masing-masing". Bibi kemudian mengulangi pandangannya yang sempat ia sampaikan ke saya, "iya mas.. saya percaya.. tapi mbo' ya kalau ada kawan perempuan pintunya jangan ditutup!". "Tahu ga mas.. kenapa orang-orang zaman dulu itu senang anaknya banyak? karena anak-anaknya pada bisa saling menjaga diri..! kalau ada salah seorang di antara mereka yang bandel, yang lain mengingatkan 'ingat, kita jangan sampai menyusahkan ibu bapak'. Sehingga anak tsb pun tersadar kembali. Nah, kalau anak zaman sekarang? boro-boro... ibunya sampai nangis-nangis pun tidak sadar-sadar! itu sebabnya orang tua zaman sekarang ga pingin anaknya banyak-banyak. Cukup dua! kenapa? karena ngurus dua anak aja udah pusingnya bukan main!"

Mendengar kalimat tsb saya kemudian tersadar, "benar juga ya.. mungkin penyebabnya bukan hanya karena kendala ekonomi yang membebani untuk mewujudkan sebuah 'keluarga besar' dengan jumlah anak yang banyak. Tetapi lebih karena anak-anak zaman sekarang lebih sulit diatur dibandingkan dengan anak-anak di masa-masa sebelumnya"

Bagaimana kawan-kawan, ada yang memiliki keinginan untuk mewujudkan sebuah "keluarga besar"? ah, anak-anak zaman sekarang memang bikin pusing! (termasuk saya?)


Wallahu'alam

gambar diambil dari: http://alvianto.com/alvin/images/stories/Album/Keluarga/KelSampit.gif

4 opini dari pembaca:

Anonymous said...

haha, finally something 'light' from your post bos rejaa ^_^

....WasiL.... said...

za, ko lo masi bisa bertengger di kosan lo itu ? status lo kan bkn lagi mhs ? =p
bukannya lo jg jarang di kosan yak ? trus kl gitu, "cerita" dibalik keberadaan lo yg jarang di kosan apa dunks ?? =P
hehehehe....

reza fathur said...

cerita dibalik itu semua adalah: pusing-pusing bandung dan sekitarnya mencari kesibukan yang produktif untuk melawan kebengongan=b

ya.. begitulah=D maklum, mau berhenti jadi "pejabat" (pengangguran jawa barat)! haha..

Anonymous said...

"Makan nya negri kita sekarang banyak musibah dan bencana itu semua karena telah meratanya perbuatan fahizah(keji/zina) dan kebanyakan musibah tersebut terjadi di daerah obyek wisata di mana sekarang obyek wisata di jadikan tempat berbuat maksiat. sebagaimana kata Nabi SAW : "apabila perbuatan zina telah merata di sebuah negri maka Alloh Akan segera mengazab negri tersebut dengan rata, semuanya kena sekalipun orang-orang sholehnya. negri kita sudah banyak sekali musibah namun orang-orang nya tidak juga sadar. sebagaimana di kota saya yogyakarta setelah musibah gempa yang dasyat kemarin yang telah menelan ribuan korban tidak juga membuat mereka sadar dan insyaf. maraknya kemaksiatan di negri kita sekarang juga memang ada yang menfasilitasi terutama internet. ketahuilah bahwasannya situs ponografi yang sekarang banyak muncul di indonesia adalah buatan orang kristen indonesia, mereka ingin merusak generasi muslim kita dengan media-media mereka. oleh karena itu saya nasihatkan kepada saudara ku muslim semua sadarlah jangan kalian mau di bodohi oleh mereka orang - orang kafir itu, marilah kita kembali kepada agama kita dan kokohkan barisan kita di atas Akidah Ahlussunnah wal jammaah dan jadilah generasi yang mengagumkan sebagaimana para sahabat Nabi SAW. marilah kita perjuangkan agama kita dengan kita belajar tentang Al-Qur'an dan sunnah dan kelak kita ajarkan kepada saudara-saudara kita. marilah kita perbanyak amar ma'ruf nahi mungkar dan nasehat-menasehati supaya agama ini tetap tegak dan kokoh. ingatlah bahwa kita adalah generasi penerus agama dan bangsa maka kita harus menyadari bahwa kita punya amanah besar untuk terus melanjutkan perjuangan ini janganlah kita "Sa' karepe dewe(semaunya sendiri).. Simbah bilang. semoga dengan banyaknya musibah yang menimpa negri kita ada hikmahnya dan bisa membuat kita sadar dan kembali kepada Alloh setelah sekian lama kita Melupakan Nya. salam kenal buat saudara dan saudariku muslim setanah air dari saya ikhwan Salafy yogya mahasiswa PBI S1 semester 4 di yogya. bagi temen-temen yang mau belajar tentang akidah Ahlussunnah silahkan buka situs : www.salafy.or.id, DarusSalaf.or.id dan bagi saudariku muslimah silahkan buka situs : Akhwat.web.id. Marilah kita jadikan semuanya lebih baik dengan ilmu, amal Shaleh dan Ukhuwah. ingat muslim semua itu bersaudara marilah kita tebarkan salam dan persahabatan,apabila kita ada perselisihan maka kembalikanlah kepada Al-Quran dan Sunnah maka kita akan menjadi satu dan piece. " We have to live harmoniously...oke friend.

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips