Tuesday, December 23, 2008

Hari Ibu..

Peringatan hari Ibu tahun ini bertepatan dengan hari senin tanggal 22 desember yang lalu. Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan hari Ibu tampak kurang begitu semarak. Namun ada satu pengalaman yang menurut saya menarik mengenai hari itu. Sesuatu yang sederhana namun bagi saya begitu luar biasa.. Menggambarkan seberkas kemuliaan hati seorang ibu.

simak ceritanya..


Hari senin pagi yang lalu, matahari tampak cukup cerah dan bersemangat. Baru tadi malam saya sampai di jakarta setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang tiga jam dari pusat kota Bandung. Jujur, bukan Hari Ibu memang yang menggerakkan saya untuk pulang, melainkan sebuah telepon mendadak dari Nurul Fikri Jakarta yang meminta saya melakukan presentasi microteaching pada hari senin pukul 10.00 di kantor Nurul Fikri di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Singkat cerita, pagi itu saya memutuskan untuk mengabulkan niat saya untuk memulai pengalaman pertama saya menyusuri jalanan jakarta dengan mengendarai motor (maklum, selama ini saya lebih banyak menghabiskan waktu & masa studi saya di luar ibukota). Ibu saya yang kebetulan pada hari yang sama memiliki kegiatan "les menjahit kebaya", meminta saya untuk mengantarnya terlebih dahulu ke tempat kursus di Pasar Minggu, sebelum saya menuju ke Mampang Prapatan. Kebetulan lagi, satu jalur sehingga saya tidak perlu bersusah payah untuk memutar kembali (haha.. tidak ada kebetulan yang kebetulan!).

Kami pun mulai berangkat.Melewati jalan Moh.Kahfi II (Sebuah jalan yang menghubungkan depok dengan jakarta) menuju ke arah Lenteng Agung. Dari sana saya mengambil jalur lurus ke arah Pasar Minggu dan belok kiri di Jalan Gereja, tepat sebelum stasiun Pasar Minggu. Akhirnya sampailah di tempat yang dimaksud. Setelah meminta doa dan restu beliau, maka saya segera pamit melajukan motor setelah sebelumnya berjanji akan kembali menjemput beliau di tempat yang sama pukul 12.00.

Alhamdulillah, berkat doa dari ibu dan kawan-kawan, presentasi microteaching berjalan dengan sangat lancar. Hanya satu feedback yang diberikan terhadap saya: "tulisan saya di papan tulis masih kurang besar". Hanya itu.. dari segi yang lain alhamdulillah penguji bilang sudah cukup baik. Saya beruntung sekali karena akumulasi jam terbang berorasi di jalanan dulu,ditambah dengan sesi-sesi sharing pelatihan yang saya lakukan di kampus benar-benar membantu saya untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Seluruh sesi microteaching plus diskusi & tanya jawab selesai sekitar pukul 11. Setelah itu, saya pun segera berkendara ke arah Pasar Minggu. Ternyata saya tiba di sana lebih awal: pukul setengah dua belas. Saat saya datang, ibu saya tampak bersama dengan dua orang teman kursusnya yang didampingi oleh seorang guru, masih belum selesai membuat pola. Maka saya memutuskan untuk masuk dan duduk sejenak, terlebih karena ruangan berAC ini terasa lebih nyaman daripada udara panas yang cukup menyengat di luar sana.

Dan obrolan santai pun berjalan. Di ruangan tersebut, saya berbincang-bincang dengan empat ibu di hari Ibu=D Mulai dari pertanyaan mengenai proses microteaching saya; sukses atau tidak, saya kuliah di mana, semakin mahalnya biaya pendidikan, cerita tentang anak salah seorang ibu yang berkuliah di ITB dan menjalani masa tahun pertamanya, bahkan sampai ke persoalan mengapa warna kulit saya sedikir berbeda dengan ibu saya=b dan masih banyak lagi.. apalagi ketika mereka tahu bahwa saya memiliki latar belakang sarjana psikologi.

Perbincangan kami tiba-tiba terhenti sejenak karena seorang ibu teringat anak perempuannya yang pergi berjalan-jalan ke Dufan (sebuah tempat wisata bermain di jakarta) bersama dengan kawan-kawannya. Beliau berkata, "kok anak saya ga telpon-telpon ya? padahal tadi saya sudah pesan sama dia untuk telpon saya kalau sudah sampai..", sambil mendekatkan telpon genggamnya ke telinga. Namun , sayang ternyata hp anaknya tidak dapat dihubungi. "HPnya ga aktif..". Saya tersenyum melihatnya. "Ya begini, kebiasaan anak-anak.. HP kok dimatikan!". Mendengar pernyataan tersebut , ibu-ibu yang lain pun berujar, "Mungkin sudah lupa Bu.. keasikan main sama teman-temannya..". Semuanya tertawa kecil. Ibu tersebut kemudian menatap saya sesaat.. "Ya beginilah.. namanya ibu-ibu bawaannya selalu khawatir kalau anak tidak ada kabarnya. Mudah-mudahan ga ada apa-apa". Setelah itu beliau kembali melanjutkan pekerjaannya.

Dalam hati saya berkata, "luar biasa para ibu ini.. selalu senantiasa memberikan yang terbaik.. mengirimkan doa yang terbaik, perhatian yang terbaik, penuh kasih sayang.. namun bagaimana sebaliknya dengan sang anak?".. hmm.. saya mencoba membayangkan kira-kira apa yang sedang dilakukan oleh anak ibu tsb tepat ketika beliau menelponnya? apakah dia tengah mengingat ibunya?=D bagaimana menurutmu kawan?

Selamat hari Ibu untukmu ibu, dari ananda yang sangat mencintaimu..!!


gambar diambil dari: http://upload.wikimedia.org

1 opini dari pembaca:

Anonymous said...

lucunya manusia suka baru sadar pentingnya sesuatu kalau udah kehilangan... mudah2an kita dapet kesempatan buat bikin orangtua bahagia yak... ^_^ semoga jadi anak yang bikin ortu seneng... amiiin!!!

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips