Sunday, August 31, 2008

mari kita lihat lebih dekat...

dengan namaMu aku berlindung...

pagi itu saya berjalan melintasi jalan yang biasa kulewati untuk menikmati makanan pagiku beberapa saat setelah sampai di kampus tercinta...
sepertinya bapak tukang bubur ayam sudah paham kalau aku sudah mengacungkan satu jariku.. itu artinya, bubur ayamnya satu pak..
pagi itu terasa berbeda...
tadi malam, baru saja dilaksanakan sebuah acara musik ala mahasiswa psikologi..
ramai... dan tampaknya cukup sukses untuk sebuah acara yang baru diadakan untuk pertama kalinya..
sayangnya, kini sampah berkeliaran di mana-mana...
gelas-gelas aqua bekas.. plastik-plastik.. dan lain sebagainya berlimpahan di sekitar kampus..
dan tidak ada satu pun yang peduli..
kami memang terbiasa untuk membiarkan seorang ibu yang sudah tua renta untuk membersihkan kampus kami bersama dengan 2 orang rekan mudanya..

melihat ini semua, teringat akan apa yang aku saksikan beberapa waktu yang lalu..
aku katakan pada salah seorang adik kelasku tadi malam,
pernahkah engkau meluangkan waktumu untuk dapat hadir di kampus pada pukul 6 pagi?
di sana kamu dapat menyaksikan seorang bapak dengan kacamata silindris yang tebal menyapu seluruh jalanan sekitar pakilun (istilah yang kami gunakan untuk tempat mangkal para pedagang yang ada di dekat kampus)...
sejak fajar ia bekerja...
bersama dengan istrinya, berdua ia membersihkan semuanya..
begitu datang pagi hari, ketika deru mobil mahasiswa mulai masuk melintasi parkiran kampus kami, maka area tersebut sudah bersih..
kemudian kembali kotor di sore harinya ketika kampus usai..
dibersihkan kembali pagi harinya, dikotori lagi, dan begitu seterusnya tiada pernah henti..
pernahkah kita tau berapa bayaran yang diterima oleh bapak tersebut atas kerja kerasnya tersebut?
apakah kita yakin bahwa bayaran yang ia dapatkan jauh lebih besar dibandingkan uang jajan yang kita dapatkan dari ayah dan ibu kita?

dan pagi itu, setelah sekian lama.. saya kembali melihatnya..
dengan baju batik lusuh yang sepertinya hanya satu-satunya ia miliki, ia membantu mengambilkan 2 ember air dengan sebuah kayu di pundak kanannya..
lelah tampak di raut wajahnya..
sepatunya bolong... mungkin karena terlalu lama ia kenakan...
setelah itu, ia lihat sekeliling dan melihat sebuah botol aqua yang tercecer di jalan maka ia masukkan ke dalam kotak sampah..
sungguh terharu aku melihatnya...
ingin sekali aku menanyakan padanya, "pak sudah makan belum?? mari makan bersama saya..."
namun aku hanya bisa terdiam menyaksikan kebodohanku sendiri...
aku malu untuk melakukan kebaikan, namun seringkali tidak berpikir panjang dalam melakukan keburukan...
tak terasa hidungku mulai sembab..
mataku mulai basah..
tak nafsu lagi sebenarnya aku menghabiskan bubur ayam yang berada di atas tangan kiriku...
hilang sudah laparku...
aku ini siapa?
mengapa ia harus menerima nasib seperti itu?
begitu banyak hal yang ia kerjakan.. namun hampir tidak ada yang memperhatikannya..
atau mungkin hanya sekedar untuk mengucapkan "terima kasih pak..."

tertegun aku dari kejauhan...
aku ikuti gerak-geriknya..
langkahnya terlihat gontai..
perlahan aku berdoa dalam hati...
Ya Rabb, muliakan bapak ini... muliakan bapak ini...
berikan rizki yang cukup kepadanya..
rahmati dia...
dan perlahan ia pun mulai menghilang ke kejauhan...

setelah itu aku bangkit dari dudukku dan berjalan perlahan..
tak berani kutatap mataku ke atas..
aku hanya berjalan menatap ke bawah menuju ruang kuliahku..
malu aku melihat diriku sendiri..

kumasuki ruang kuliah, dan ternyata belum ada siapa-siapa..
hanya dosenku yang sedang berbicara lewat telepon genggam yang ia miliki..
padahal ini sudah pukul 9!
bukankah kuliah hari ini mulai pukul 9?
sekitar pukul 1/2 10 barulah kami mulai perkuliahan hari itu..
hilang sudah sebenarnya semangatku..
mataku begitu ngantuk karena harus bergadang tadi malam..
absensi belum diambil..
maka aku menyediakan diri untuk mengambilnya seorang diri..
aku pikir mungkin aku bisa sejenak menghirup udara segar di luar ruangan kelas..
maka kakiku melangkah ke ruang SBP (sub bagian pendidikan)..
ternyata absensinya tidak ada..
temanku menyusulku ke ruangan itu..
kami diminta untuk membuat absen tersebut di atas secarik kertas..

aku katakan pada temanku, "aku ingin cari angin dulu.."
ternyata ia pun ingin membeli gorengan terlebih dahulu..
ketika aku terduduk...
tak sengaja kulihat seorang ibu paruh baya yang tidak asing bagiku sedang menyapu seorang diri...
maka perlahan kudekati dia..
aku meminta maaf karena acara tadi malam telah menyisakan banyak sampah berserakan di sekitar kampus..
kemudian aku pun bertanya mengapa ia hanya sendirian? ke mana rekannya yang lain yang biasa membantunya...
maka ia pun mulai bercerita..
bahwa yang lain itu malas.. kalau diingatkan, alasannya selalu sama: lupa.
padahal bila dibandingkan dengan ibu di hadapanku ini,
mereka jauh lebih muda...
seharusnya jauh lebih kuat dan sehat..
memang kita yang muda seringkali kalah pada yang tua..

maka aku pun menawarkan diri untuk membantunya menyapu teras kampus..
tanpa pikir panjang lagi, maka aku pun segera mengambil sapu lidi yang tergeletak di bawah..
pikirku, kuliah kutunda dulu...
ini jauh lebih penting dibandingkan tumpukan teori yang selalu kudapatkan di kelas tanpa pernah sempat kuterapkan dalam hidupku..
pokoknya masa bodo, pikirku..
aku mau membantu ibu ini menyapu..
temanku yang baru datang membawa gorengan, memutuskan untuk ikut membantuku menyapu teras kampus kami..
ternyata lelah juga ya?
selama ini, saya hanya bisa mengotori..
dan jarang sekali menyempatkan diri untuk membersihkannya..
baru terasa saat itu oleh ku, seperti apa rasanya menyapu teras kampusku..
butir keringat pun mulai bermunculan di keningku, dan membasahi bagian belakang baju kemejaku..
tapi aku senang...
aku tidak peduli dengan apa kata orang-orang di sekitarku..
kuluruskan niatku untuk membantu ibu ini membersihkan kampusku sendiri..
setelah itu selesai, maka aku pun pamit dan segera memasuki kelas...
maka aku pun kembali duduk di kursi itu..
sambil sesekali memejamkan mataku,
atau merebahkan kepalaku ke atas meja di hadapanku..
itulah aku=D

November 24, 2006

2 opini dari pembaca:

Unknown said...

bang reza...bang reza....

Unknown said...

bang reza... bang reza... hahahs

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips