Sunday, August 31, 2008

ramadhan dan anak kecil..


alhamdulillah akhirnya ramadhan tahun ini datang juga..
malam ini adalah malam pertama umat muslim di Indonesia untuk melaksanakan shalat tarawih yang pertama. mulai besok, kita akan melaksanakan ibadah puasa selama 30 hari.

saya baru saja selesai mengikuti shalat tarawih di masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah.. saya datang ke masjid setelah azan isya berkumandang. saat itu masjid tsb sudah penuh jamaahnya, bahkan meluber hingga nyaris ke jalan.

Terlepas dari apakah fenomena ini akan bertahan lama atau tidak, namun saya pikir ini adalah sebuah fenomena yang hanya terjadi pada bulan Ramadhan. Sepatutnya kita bersyukur, karena meskipun konon katanya sebagian muslim Indonesia hanya sekedar "muslim KTP" (mungkin termasuk saya dan anda..) tapi ternyata masjid tetap penuh! saya pikir ini sebuah kesempatan besar bagi para dai dan ulama untuk memberikan penyegaran-penyegaran ruhani bagi kita semua yang selama ini haus akan ilmu-ilmu agama. kapan lagi jamaah sebanyak itu bisa meluangkan waktu untuk bertumpah ruah di masjid tsb?
sekarang tinggal bagaimana para pengurus atau pemerhati masjid yang harus lebih kreatif untuk mengemas ceramah pasca tarawih menjadi ceramah yang berkesan dan tidak membosankan..

ada satu fenomena lain yang juga menarik untuk kita perhatikan: "anak-anak". ya.. anak-anak inilah yang turut "meramaikan" masjid dalam arti yang sebenarnya=D ketika ada sedikit saja celah waktu menjelang dan di antara rakaat tarawih, maka mereka hampir tidak mungkin melewatinya kecuali dengan bercanda atau mengusili teman di sebelah kanan, kiri atau depannya.

bagaimana sudut pandang orang tua dalam mengamati ramainya mereka? beberapa di antara mereka ada yang berpendapat bahwa sebaiknya anak-anak yang selalu ramai di tempatkan di koridor luar masjid sehingga tidak mengganggu para jamaah yang sedang berada di dalam ruang utama masjid.
sebagian yang lain bahkan lebih tegas lagi: daripada mereka membuat ribut di masjid ketika tarawih berlangsung, maka para orang tua dianjurkan untuk tidak mengajak anak mereka yang punya potensi menjadi trouble maker ke masjid.
sementara sisanya memilih untuk tidak berkomentar dalam menyikapi fenomena ini.

kira-kira bagaimana dari sudut pandang sang anak?=D
mari kita mengingat-ingat masa kecil kita.. dulu, saya ingat betul bahwa salah satu kesenangan yang dapat saya rasakan di bulan ramadhan adalah pergi bersama kawan-kawan ke masjid untuk shalat tarawih.. mungkin boleh saya akui bahwa khusyu' atau tidaknya shalat tarawih saya itu nomor dua. yang pertama? ya bisa berkumpul dan bersenang-senang bersama kawan-kawan!
terkadang, di tengah-tengah shalat "semangat usil" datang menghampiri.. setelah itu, tergantung keadaan. bisa usil ke depan atau ke samping. seingat saya jarang mencari "obyek sasaran" ke belakang. setelah melakukan "aksi pertama" biasanya kami menanti respon dari obyek sasaran.. hehe.. nah dari situ mulailah aksi "saling usil-mengusil". tidak jarang kami sangat perhitungan terhadap balasan yang diberikan kawan kepada kami. ketika itulah kami mengenal kata "impas"! impas artinya balasan yang saya & kawan berikan dianggap setimpal. kalo keduanya berpendapat sama, mungkin keusilan pun berhenti (tanpa menutup kemungkinan terjadinya peralihan ke bentuk keusilan lainnya=b). tapi.. bila balasan yang diberikan dianggap tidak setimpal maka aksi saling membalas pun terus berlanjut. sampai kapan? sampai kami bosan=b

sesekali (bila tidak lupa), saya membawa serta buku "monitoring ibadah" yang diberikan oleh sekolah untuk ditanda tangani oleh imam tarawih. mendadak para imam menjadi artis semalam bagi kami=D
sebagai bekal untuk shalat tarawih, biasanya kami membawa uang sekedarnya. bukan untuk diinfakkan.. tapi untuk jajan!! setelah imam mengucapkan salam, maka kami segera buru-buru berlarian menuju warung terdekat. kalo sedang tidak membawa uang, biasanya saya minta nyicipin jajanan kawan yang lain=b haha..

apakah anda merasakan pengalaman yang kurang lebih sama?

jadi apa hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk menyikapi keramaian anak-anak ketika tarawih?
kalau saya jadi orang tua, sebelum berangkat saya membiasakan untuk mengingatkan dan menjelaskan untuk tidak nakal di masjid. Saya memintanya untuk shalat di sebelah saya. tapi tergantung usianya juga.. kalau usianya masih sangat kecil dan lincah, apa daya bila sesudah di tempatkan di sebelah saya kemudian ia mulai berkeliling masjid ketika saya sedang shalat. Bila waktunya tepat, dialog yang hangat tentang "mengapa kita harus tenang di masjid" harus dimulai. Mungkin yang paling penting untuk disadari adalah saya perlu bersyukur dapat memberikan pemahaman kepada anak saya mengenai ibadah & Tuhan dengan mengajaknya pergi ke masjid.
kalau saya jadi pengurus masjid, mungkin saya perlu untuk membuat sebuah program pembinaan anak-anak setiap sore hari. materinya sederhana mengenai bagaimana caranya menanamkan kesadaran kepada mereka tentang pentingnya berpuasa, mengenai adab di dalam masjid, dan keistimewaan bulan ramadhan. mungkin bisa juga memanfaatkan metode menonton film islami atau melakukan games-games yang menyenangkan. Dengan cara ini, diharapkan nanti anak-anak tsb akan saling mengingatkan bila salah satu di antara mereka ada yang "nakal" ketika tarawih. Saya pikir bila keramaian mereka sudah mulai berganti dengan suara "sstttt... jangan berisik!" di antara mereka, ini sudah merupakan kemajuan yang cukup berarti.

sistem reward juga mungkin bisa dipertimbangkan. hadiah berupa permen akan diberikan kepada anak-anak yang berhasil menjaga dirinya untuk tetap tenang selama tarawih.

ya.. mungkin belum sempurna. yang paling penting adalah kita menyikapinya dengan positif. tidak perlu marah2. . hadapi dengan senyuman=D haha...

tarawih yuk nak... =D

mungkin kawan2 ada tips lain mengenai bagaimana menghadapi "ramainya anak-anak" di kala tarawih?


nuhun..

2 opini dari pembaca:

Anonymous said...

si reza berasa udah jadi bapak2 aja nih... hehehe...

katanya, konsentrasi di kelas aja waktunya terbatas, apalagi anak kecil... kalo ibu gue dulu biasanya bawain buku cerita sama kertas plus pensil warna, jadi gue ngerjain itu dan gak bikin rusuh suasana... hehehe...

za! tau gak, gue paling inget ramadhan pas masih kecil tuh pas di aceh, di langsa!

reza fathur said...

boleh dicoba tuh.. dikasi kertas plus pensil warna ya.. intinya mah supaya dia tetep diem ya? ok..bisa jadi salah satu alternatif solusi.

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips