Sunday, August 31, 2008

sebuah titik penuh makna..

dengan namaMu yang menguasai segala yang berjalan di muka bumi ini...

kehidupan penuh makna adalah impian yang diinginkan hampir sebagian besar orang
di muka bumi ini. bagaimana ya rasanya ketika kita sudah mencapai sebuah titik ketika kita
merasa bahwa kita telah memaknakan hidup ini secara lebih berarti?

yang pasti "titik" itu tidak berarti bahwa kita telah berpuas diri dengan segala hal yang ada
pada diri, namun justru senantiasa dinamis mencoba untuk senantiasa menjadi lebih baik lagi
dari sebelumnya tanpa menafikan keberadaan kita secara utuh sebagai seorang manusia dengan
segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri. titik. tidak lebih tidak kurang.
bagaimana kita menyikapi hidup ini secara lebih positif, bahkan hal yang pahit sekalipun
menjadi manis karena kita dapat menyikapi dan mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya
dengan penuh keikhlasan..

berat memang untuk melaksanakannya.. hari demi hari berbagai tantangan datang silih berganti.
terkadang terasa bahwa tantangan itu terasa begitu ringan sehingga kita masih bisa tersenyum
manis sembari berjalan menjawab tantangan yang menghadang.. namun kadangkala pula, kita
terpaksa menahan mulut kita rapat-rapat meringis menahan aliran tantangan yang terasa begitu
berat menghadang.. tapi bukankah Tuhan tidak menimpakan kesulitan pada hamba-Nya kecuali
ia mampu mengembannya?

seringkali saya merasa bahwa beberapa teori untuk membuat hidup ini menjadi lebih bermakna
sudah terekam dengan jelas di dasar kepala ini.. sangat personal memang.namun, ternyata begitu sulit rasanya untuk mencoba menghayati, meresapi, dan mewujudkannya dalam kehidupan nyata ini.. perlu keikhlasan untuk mengendalikan diri, menahan segala bentuk kesenangan yang seringkali mengelabui diri untuk menembus batas kesadaran diri yang selama ini menghantui kita..
ya.. batas. batas inilah batas yang kita buat sendiri dan membatasi kemampuan kita untuk hanya
bergerak di area itu-itu aja. inilah yang disebut dengan 'comfort zone'; sebuah zona nyaman
dimana kita merasa begitu aman berada di dalamnya. sebuah kenikmatan semu yang sebenarnya
bisa melenakan.

beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film yang berjudul "1 litre of tears". sebuah film
yang menurut penuturan beberapa teman saya mampu untuk membuat orang sangar sekalipun
akan berubah menjadi begitu melo dan bercucuran air matanya menyaksikan perjuangan yang
sang tokoh lakukan dalam meneruskan hidupnya..

film ini adalah sebuah kisah nyata tentang perjuangan seorang remaja perempuan jepang yang mengidap penyakit SCD (penyakit yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang dan mengakibatkan otak kecilnya perlahan-lahan mengecil) yang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya.
pada saat itu ia berumur 15 tahun, seorang remaja energik penuh semangat menjalankan berbagai
aktivitasnya sehari-hari. hingga kemudian ia menyadari bahwa ia memiliki penyakit tersebut dan
hanya memiliki waktu beberapa saat lagi sebelum ia benar-benar tidak lagi mampu berjalan,
berkata-kata dan hanya dapat terbaring dengan lemas di atas tempat tidur menanti ajal tiba.

luar biasa. itulah kata yang bisa saya ucapkan mengomentari apa yang dilakukan oleh perempuan
tersebut. semangatnya yang begitu luar biasa mampu mengatasi berbagai keluhan yang ia miliki
sebagai seorang manusia biasa dengan segala kekurangan yang ia miliki. lagi-lagi hal ini berujung
pada kata "aku ingin memiliki makna bagi orang lain.. bermanfaat bagi orang lain".
kembali saya tertegun dibuatnya.. mengapa kembali kepada kata ini?

saya pun kembali teringat pada kisah prof. Morrie yang juga mengalami hidup yang hampir sama
dengan apa yang dialami tokoh dalam film 1 litre of tears tersebut. Kehidupannya berubah ketika
ia mengetahui bahwa "kehidupannya" akan berakhir sebentar lagi. Sempat ia tergoncang beberapa
saat, namun akhirnya ia mampu bangkit dan justru menjadi manusia yang mampu mengakselarasikan hidupnya dengan begitu luar biasa. Dan ia pun menuturkan kata yang lebih kurang sama, "aku ingin bermakna bagi orang lain". itulah yang ia tuturkan di hari-hari terakhirnya di muka bumi ini.
kisah ini terekam dengan begitu indah dalam buku berjudul "Tuesday with Morrie" (telah diterjemahkan ke indo dengan judul "Selasa bersama Morrie" (terima kasih pada teman yang memberikan saya kesempatan untuk dapat membacanya=D). begitu inspiring.. penuh makna..

Ternyata hal ini senada dengan apa yang pernah nabi katakan, "sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi sesamanya".

mampukah kita menggapai titik tersebut?
atau mungkin kita sudah cukup berpuas diri dengan apa yang ada pada diri kita saat ini?
itu semua dikembalikan kepada diri kita sendiri..
mari maknakan diri secara lebih berarti.



February 06, 2007

0 opini dari pembaca:

Quote of The Day :

"Mantapkanlah diri untuk mengakui kealfaan diri saat kritikan tajam datang menyapa.. terasa berat,namun sesungguhnya meringankan!"

Label Cloud


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips